Antara Aku, Detik dan Gerhana Matahari Total

Ada kisah antara aku, detik dan gerhana matahari total (GMT). Jika dianalogikan dalam istilah ekonomi, GMT adalah produsen yang memproduksi fenomena alam paling spektakuler, detik adalah kanal berita paling top se-Indonesia sebagai distributor yang mengabarkan pada dunia mengenai fenomena ini, sedangkan aku, tentu saja konsumennya yang menikmati kabar seputar fenomena GMT dari ditributor kebanggaanku, detik.

Tapi kali ini aku tidak mau hanya menjadi penikmat pasif. Lewat kesempatan yang diberikan distributor (detik) via kanalnya blogdetik, aku mencoba peruntungan dengan mengikuti kompetisi blog untuk memperebutkan salah satu dari 20 kursi untuk terbang ke Belitung menyaksikan Gerhana Matahari Total tahun 2016 secara langsung.

Ilustrasi gerhana matahari total

Ulasan mengenai fenomena GMT di Indonesia pada tanggal 9 Maret 2016 ditinjau dari sisi pengetahuan, sejarah, mitos hingga dampak ke pariwisata telah lengkap di uraikan oleh artikel-artikel berkelas dari detik sehingga hanya menyediakan sedikit ruang bagiku untuk bercerita mengenai fenomena ini. Dari pada aku harus mengarang yang tak jelas mending pembaca blog yang penasaran bisa membuka tautan detik ini yang berisi kumpulan artikel mengenai GMT 2016.

Lewat tulisan ini akan sedikit aku ceritakan pengalamanku mengenai gerhana matahari yang pernah aku alami. Seumur hidup baru satu kali aku melihat langsung fenomena gerhana matahari, itu pun saat umurku baru 8 tahun dimana aku masih menjadi anak ingusan yang belum mengerti apa-apa. Hanya satu hal yang saya ingat, saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 salah satu sekolah dasar negeri di kabupaten Pacitan.

Dari sumber yang aku telusuri gerhana tersebut terjadi pada tanggal 22 Agustus 1998. Saat itu yang terjadi bukan gerhana matahari total melainkan gerhana matahari cincin. Di Indonesia sendiri, gerhana tersebut hanya bisa dilihat dari wilayah Kalimantan bagian utara dan Maluku utara sedangkan daerah lain hanya kebagian gerhana matahari sebagian, termasuk tempat tinggalku di Pacitan.

Jadi ceritanya, dahulu SD tempatku belajar sedang tidak ada KBM, entah dengan alasan apa aku lupa pada hari itu kegiatan sekolah diisi dengan kerja bakti. Sempat ada kabar jika pada hari itu akan ada gerhana matahari di pagi hari, bahkan orang tuaku sempat menyampaikan pesan sebelum aku berangkat sekolah agar saat gerhana matahari berlangsung untuk tidak melihat langsung ke arah matahari, konon katanya bisa buta.

Gerhana matahari pun akhirnya terjadi saat semua siswa sedang membersihkan pekarangan sekolah. Guru-guru sibuk mengingatkan murid-muridnya untuk tidak menatap matahari tapi karena penasaran aku pun sempat mengintip lewat pantulan kaca jendela. Suasana pada waktu itu tidak seseram zaman dahulu yang katanya nonton gerhana saja sampai di larang pemerintah.

Guru-guru khususnya pengampu mata pelajaran IPA malah mengajak murid-murid untuk melihat fenomena yang langka itu. Caranya cukup sederhana, kami diminta untuk mengisi ember dan bak dengan air dan dari media inilah kita ramai-ramai melihat matahari yang sebagian badannya tertutup oleh bulan.

Intinya adalah seumur hidup aku belum pernah melihat fenomena gerhana matahari total sebab seumur hidupku pula GMT masih enggan singgah di Pulau Jawa khususnya Pacitan. Padahal sejak SD, SMP hingga SMA selalu ada pelajaran mengenai gerhana yang mengulas mulai dari jenis, proses terjadinya, hingga penyebab dan berbagai sejarahnya.

Setelah puluhan tahun akhirnya tahun ini GMT kembali bisa dilihat dari Indonesia. Daerah-daerah mana saja yang bisa dijadikan jujugan melihat fenomena langka ini bisa dicek lewat artikel detik ini. Sedangkan tips melihat gerhana yang paling aman juga sudah pernah diulas detik lewat artikel ini.

Sedikit mengulas tentang Belitung yang dijadikan sebagai hadiah sekaligus lokasi melihat GMT bagi 20 Laskar Gerhana detikcom, bahwa pulau ini dikenal sebagai Pulau Laskar Pelangi yang memiliki banyak destinasi wisata keren dengan Pulau Lengkuas sebagai primadonanya. Destinasi-destinasi keren di Belitung bisa dibaca pada kanal detikTravel berikut.

Kehadiran gerhana matahari ini tentu bisa menjadi ajang promosi wisata untuk makin mendongkrak kunjungan wisatawan ke Belitung apalagi detik membawa 20 blogger yang pasti akan menuliskan pengalamannya selama berada di pulau tersebut yang secara tidak langsung turut memperkenalkan daerah tersebut.

Kebetulan aku juga termasuk blogger yang suka bertualang dan sedikit banyak memperkenalkan wisata di daerahku lewat tulisan-tulisan di blog pribadi maupun lewat detikTravel dimana aku ikut bergabung dalam komunitas d’Traveler di kanal traveling milik detik yang super kece tersebut. Akhir kata untuk siapa saja yang terpilih pergi ke Belitung, Let’s Enjoy This Total Solar Eclipse!

Tinggalkan komentar